POLITIK halal bihalal paska idul fitri yang baru lalu, semakin menyingkap tabir grand strategi solo connection, dalam rangka membangun poros kekuatan politik baru, untuk merongrong kekuasaan presiden Prabowo. Poros solo connection yang dinakhodai oleh Jokowi didukung loyalisnya seperti LBP, para menteri kabinet merah putih, Pratikno, Budi Arie, Bahlil, Sakti Trenggono, Sri Mulyani dan Gubernur Jateng Ahmad Lutfi, secara terbuka telah mengeluarkan statement “perlawanan” terhadap kekuasaan Presiden Prabowo.
Propaganda LBP yang mengatakan Jokowi tidak pernah melanggar konstitusi, adalah pernyataan yang menyesatkan bagi penegakan hukum yang berkeadilan. Kemudian pernyataan Sakti Trenggono Menteri Kelautan yang mengatakan Jokowi masih pimpinannya, memperkuat dugaan telah terjadi dualisme loyalitas dalam kepemimpinan Prabowo.
Agenda politik poros solo connection, adalah melanjutkan suksesi kekuasaan Jokowi yang didukung oligarki dan pemerintah komunis China, dengan scenario politik menciptakan blunder kebijakan pemerintahan Prabowo, dalam rangka menurunkan kepercayaan rakyat. Kesalahan besar bangsa ini, adalah mencap Jokowi sebagai pemimpin lugu yang kerapkali menjadi bulian publik. Mari sejenak menengok ke belakang, hanya dengan waktu singkat, dari kursi Walikota Solo mampu merebut kursi presiden. Berdasarkan dokumen bocoran wikileaks tanggal 7 April 2006, dua orang agen CIA Pierangelo dan David S Williams, menemui Jokowi yang waktu itu sebagai Walikota Solo, untuk meredam aktivitas Abu Bakar Baasyir. Jokowi melalui pendekatan pribadi, berhasil meredam keradikalan ABB. Hubungan kedua belah pihak terus berlanjut, hal ini dibuktikan dengan ABB mengirim utusannya untuk sampaikan selamat ketika Jokowi berhasil merebut kursi Gubernur Jakarta.

Keberhasilan Jokowi mendapat pujian AS, sebagaimana bocoran di website wikileaks tentang kawat diplomatik dari Dubes AS di Jakarta, Cameron R Hume kepada Pentagon berjudul “Solo, From Radical Hub To Tourist Heaven.” Penundukan diri Jokowi pada permintaan agen CIA, membuat Amerika memutuskan, Jokowi adalah kandidat pemimpin boneka Amerika di Indonesia selanjutnya, dan untuk itu Amerika memutuskan “mematangkan” Jokowi sebagai “calon pemimpin nasional”. Kemudian AS mengirim LBP untuk mendampingi Jokowi dan membangun citra palsu Jokowi dari keluarga kaya tuan tanah, menjadi wong cilik.
Seiring berjalannya waktu, Jokowi mulai berpaling kelain hati dari penghambaan kepada AS beralih ke China. Inilah bukti konkrit bahwa Jokowi adalah tipikal pribadi penghianat. Kalau AS saja mampu dikhianati Jokowi, maka tidak heran jika untuk menghianati Megawati semudah membalik telapak tangan.
Nampaknya peran penghianat akan terus dilakoni Jokowi, maka bukan sekedar isapan jempol, jika poros solo connection adalah kendaraan untuk melakukan operasi garis dalam, dengan sasaran menggembosi kekuasaan presiden Prabowo dari dalam.
Belajar dari sejarah kejatuhan Soeharto yang sebelumnya amat super power dan mampu menundukan lawan-lawan politiknya, akhir nasibnya dilengserkan oleh orang-orang dekat Soeharto sendiri.***
Sri Radjasa MBA
Pemerhati Intelijen