MEDIA Kontan.co.id edisi 6 Desember 2021 memberitakan Zulkifli Zaini Direktur Utama PLN digantikan oleh Darmawan Prasojo (Wadirut). Banyak informasi bahwa sebenarnya Zul sudah tidak betah di PLN dan minta agar diganti, tetapi baru kali ini dikabulkan.
Pertanyaannya adalah mengapa jabatan dengan gaji besar, prestige, terkenal, kok minta berhenti?
Informasi yang bersliweran di lingkungan PLN, konon Zulkifli tidak kuat ditekan terus menerus untuk berbohong. Kalau berita ini benar, maka konform adanya kebohongan publik dalam konteks Laporan Keuangan tahun 2020, dimana PLN pada 24 April 2021 melaporkan untung Rp 5,99 triliun sementara Kemenkeu menyatakan bahwa 2020 PLN masih harus disubsidi Rp 200,8 triliun (Repelita Online 8 Nopember 2020). Mana angka yang benar informasi dari dua lembaga Negara ini?
Dari sini dapat disimpulkan bahwa PLN selama ini bermain dengan dua panggung. Panggung depan dan panggung belakang (istilah DR. Ichsanuddin Noorsy “front office” dan “back office”).
Panggung depan sebagai panggung sandiwara yang gemerlapan. Penuh seminar-seminar, event-event gemerlap tapi semu. Statement kelistrikan yang penuh data dan angka, tapi sebenarnya itu semua data dan angka milik Aseng atau Asing karena PLN sejatinya sudah jatuh miskin dimana assetnya sudah diprivatisasi atau dijual oleh Peng Peng Dahlan Iskan, JK, Luhut dan Erick Tohir.
Sedang panggung belakang adalah panggung realita, dengan hutang Rp 649 triliun, tipu-tipu Laporan Keuangan. Asset sudah dikuasai Aseng atau Asing atau Taipan 9 Naga dan seterusnya tapi masih diklaim milik PLN. Terjadi Reserve Shutdown (RSH) pembangkit alias mangkrak tidak beroperasi karena over supply 68,1%. Jawa-Bali sudah diberlakukan mekanisme pasar bebas dibilang masih fully dikuasai PLN, dengan konsekuensi subsidi ratusan triliun tetapi dibilang masih untung Rp 5,99 triliun dan seterusnya.
Di sinilah Zulkifli Zaini ditengarai tidak kuat lagi dan gagal dia sebagai bintang ‘Sinetron’ PLN! Gagal bersandiwara di dua panggung, panggung depan dan panggung belakang PLN!***
Magelang, 6 Desember 2021
Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST