DALAM artikel penelitian yang ditulis oleh Prof Kamaruzzaman Bustamam Ahmad M. Sh Ph.D President AMAN (Asian Muslim Action Network), Cina telah membuat langkah yang signifikan dalam memperluas pengaruh geopolitiknya. Banyak analisis menunjukkan bahwa itu mungkin akan bertahan sebagai pesaing yang tangguh terhadap Amerika Serikat. Sementara itu, pemerintah AS tetap berkomitmen untuk mendorong stabilitas global dengan memperkuat aliansi internasionalnya. Tetapi muncul kekhawatiran menurunnya pengaruh AS, digaungkan dalam diskusi oleh berbagai lembaga think tank yang beroperasi di Amerika Serikat, kemudian melahirkan ungkapan “All Eyes on China”. Hal tersebut menjadi sinyal tentang tantangan baru pada stabilitas global di tahun -tahun mendatang. Prof. KBA juga menguraikan tentang lanskap geopolitik global yang masih dipengaruhi konflik bersenjata seperti di timur tengah dan eropa timur, akan menstimulir situasi stabilitas global ke arah munculnya sentimen “perang dingin”.
Menghadapi dinamika stabilitas global yang dipengaruhi oleh menguatnya perang dagang global, khususnya antara AS dengan China, Presiden Prabowo dipandang telah mengambil langkah awal yang brilian, melalui kebijakan downstreaming atau popular dengan sebutan hilirisasi. Target strategis dari kebijakan hilirisasi adalah mewujudkan Indonesia Berdikari dan memperkokoh kedaulatan negara, dalam rangka mengeliminir ketergantungan kepada salah satu blok kekuatan internasional. Kedaulatan Indonesia yang berdikari, merupakan senjata strategis untuk membawa misi Indonesia di fora internasional atau menginternasionalisasikan Indonesia.
Perlu dijadikan catatan oleh presiden Prabowo, bahwa pilar kedaulatan Indonesia berdikari, tidak hanya ditopang oleh ekonomi yang kuat, tetapi dibutuhkan kekuatan militer yang terintegrasi, stabilitas politik yang solid dan penegakan hukum yang berkeadilan, sebagai prasarat tumbuhnya demokrasi yang sehat. Disamping itu tidak kalah pentingnya, presiden Prabowo harus memberi skala prioritas, program rekonstruksi penulisan historiografi sejarah Indonesia yang benar dan bukan sejarah yang difabrikasi oleh bekas penjajah, dalam rangka menumbuhkan nilai nasionalisme dan kebanggaan terhadap bangsa Indonesia sebagai bangsa pemenang. Selanjutnya adalah program rekonstruksi imajinasi kebangsaan Indonesia yang digali dari aspek kosmologi, spirit, ideologi, dan ilmu pengetahuan yang berbasiskan kepada keNusantara-an, dalam rangka membangun konsep imajinasi kebangsaan Indonesia, sebagai strategi pertahanan dan keamanan yang mampu menjawab tantangan perkembangan regional dan global. Bangsa ini berharap presiden Prabowo mampu menancapkan pondasi awal, bagi berdirinya pilar kedaulatan Indonesia berdikari, sebagai momentum strategis merebut kembali “kemerdekaan” Indonesia.***

Sri Radjasa MBA
Pemerhati Intelijen