MEDAN – Berbagai upaya telah dilakukan oleh PD Federasi Serikat Pekerja Pertanian dan Perkebunan SPSI Sumatera Utara agar apa yang telah menjadi kebiasaan pemberian bonus kepada karyawan dapat dilakukan sebagaimana mestinya seperti sebelum Kebun Sawit Lonsum diambil alih oleh Grup Salim. Perundingan sudah dilakukan berkali-kali dan pada prinsipnya manajemen sudah menyanggupi dengan syarat ada persetujuan dari pemilik.
Namun hingga Rabu (14/9/2022) malam, persetujuan itu tidak keluar sehingga terpaksa sekitar 7.800 pekerja akan mogok tiga hari dimulai Kamis (15/9/2022).
“Kami terpaksa melakukan mogok kerja itu karena semua upaya dialog telah dilakukan,” kata Ketua Umum FSP-PP SKSI Achmad Mundji.
Selanjutnya Achmad Mundji menerangkan bahwa pemogokan itu akan terjadi di 14 Unit Kerja tersebar di Kabupaten Langkat, Labuhan Batu Selatan, Sergei, Asahan, Batubara, Simalungun, Tebing Tinggi dan Deli Serdang.
Mendapatkan laporan rencana pemogokan itu, Jumhur Hidayat selaku Ketua Umum DPP KSPSI yang menaungi Federasi Serikat Pertanian dan Perkebunan, merasa heran dan prihatin atas kelakuan owner atau pemilik kebun kepada buruhnya padahal para buruh itu telah bekerja keras sehingga mengahasilkan keuntungan besar bagi perusahaan.
“Nasib kaum buruh kebun sawit itu sangat tidak menggembirakan dan masih banyak pengusaha yang menjalankan bisnis ini dengan memperlakukan buruhnya seperti jaman kolonial dulu,” tegas Jumhur dengan rasa jengkel.
“Sudahlah Anthony Salim, berikan bonus itu sesuai kesepakatan semula. Setelah diambil alih Grup Salim kok buruh malah jadi susah sih,” damprat Jumhur.(*)