Wawancara Dirut PLN di CNN TV Bias! 

oleh

Oleh: Ahmad Daryoko 

Koordinator INVEST.

BEBERAPA hari yang lalu CNN TV lewat acara “Insight Desy Anwar” mengundang Dirut PLN untuk di wawancara. Acara tersebut persis sepekan berakhirnya KTT G20 di Bali yang untuk Kelistrikan disepakati lahirnya butir 3  program JETP (“Just Energy Transition Program”) untuk Indonesia. Yaitu Program Transisi Energy berupa langkah “pensiun dini” seluruh PLTU yang ada dan diganti dengan pembangkit Energy Baru Terbarukan (EBT) atau “Renewable Energy”. 

Dalam wawancara tersebut Desy Anwar menanyakan bagaimana langkah teknis perubahan dari PLTU yang sekarang ada menuju ke pembangkit EBT yang bersih lingkungan ? Dan pertanyaan serupa ditanyakan lebih dari sekali.  Namun “boro2” dijawab sesuai point yang ditanyakan, dijawabnya (apakah sengaja atau tidak) justru ke masalah2 teknis terkait produksi karbon sekian ton pertahun, parameter2 keuangan, masalah PLTS, HSH, Genco 1,2 dst. Yang sama sekali tidak  menyinggung masalah perobahan PLTU ke EBT , yang se-tidak2 untuk Jawa – Bali yang saat ini setiap harinya mengoperasikan 25.000 MW PLTU. Bagaimana langkah langkah merubah PLTU2 tersebut menjadi EBT ? Dan dari jenis apa, apakah PLTA, PLTS dan semacamnya ? Dan siapa penyedianya apakah PLN atau IPP ? 

Kalau diskusi sampai ke masalah diatas tentunya akan menarik. Karena akan membahas terkait keberadaan PLN, IPP dst. Terlebih lagi dengan adanya program HSH yang saat ini di sosialisasikan dengan target “menghapus” keberadaan pembangkit dan distribusi (termasuk ritail) PLN. Atau tegasnya PLN Jawa-Bali hanya akan fokus urus Transmisi saja ! Yang berarti hutang AS$ 20 miliar atau Rp 314 triliun dari Negara2 G7 diatas hanya akan diberikan secara “gratisan” ke Investor IPP, dan Rakyat Indonesia yg kelak harus membayarnya, sebagai konsekuensi logis untuk “pensiun dini” pembangkit2 PLTU IPP dan segera bangun EBT oleh IPP, karena sesuai HSH PLN sudah tidak boleh lagi urus pembangkit ! 

Hal hal semacam itu mestinya yang harus dibahas bila pertanyaan Desy Anwar diatas dijawab secara professional  bukan di jawab ke mana2 sesuai selera dan bertujuan mem”bias” kan masalah pokok ke masalah “ecek2” berbau “Pencitraan” kelas berat !

KESIMPULAN :

Dengan jawaban dan penjelasan DIRUT PLN pada acara “Desy Anwar Insight” beberapa hari yang lalu, terkesan hanya untuk memberikan kesan bahwa KTT G20 telah selesai dengan sukses ! Terutama adanya berita seolah olah Indonesia mendapat  berita “durian runtuh” berupa bantuan dari KTT G20 berupa AS$ 20 miliar (Rp 314 triliun).

Benarkah Indonesia mendapat “durian runtuh” yang terutama dalam hal ini bidang Energy yang di komando oleh PLN ? Mestinya wawancara DIRUT PLN tersebut menjelaskan apa sebenarnya posisi uang AS$ 20 miliar program untuk JETP diatas ? Itu hutang apa hibah ? Apakah uang itu hanya untuk investor IPP ? Bagaimana kaitannya dengan HSH ? Bagaimana apakah klausul TOP masih ada ? Bagaimana hubungannya dengan fakta “over supply” 25.000 MW ? Bagaimana rencana penerapan “Power Wheeling System” dalam konteks JETP dan adanya “over supply” ? Dst.

Bukan bicara kesana kemari tidak keruan juntrungannya yang hanya berisi “pencitraan” saja !

Bagaimana pengelolaan Sektor Ketenagalistrikan kedepan ? Memang target “Clean Energy ” itu bagus ! Tapi bagaimana dengan terjadinya “Intervensi Energy” ? Katanya NAWA CITA memprioritaskan Kedaulatan Energy guna menuju Kemandirian Energy  ? Mana ? Kapan ? 

BULLSHIT !!

MAGELANG, 22 NOPEMBER 2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.